Jajal Game Horor Korea White Day 2: The Flower That Tells Lies

Sebagai salah satu game horor berlatar sekolah di Korea, White Day mendapat ulasan positif di berbagai platform. Melanjutkan seri ini dengan game baru, White Day 2: The Flower That Tells Lies Complete Edition menghadirkan tema horor serupa dengan cerita baru dan mencakup semua cerita episode dari game ini.

Apakah ekspansi terbaru ini mampu menyajikan cerita horor yang menarik?

Di game terbaru ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Sung-ah yang tewas tragis di sekolah Yeondu High saat terjadi kebakaran besar. Sekolah tersebut mulai mengalami kejadian-kejadian supernatural yang menakutkan. Kamu akan mengikuti cerita game ini dari tiga sudut pKamung berbeda yang terbagi dalam tiga episode.

Pada Episode 1, Kamu akan mengikuti kisah Jung Soo-jin dan Jang Sung-tae yang menyelinap ke sekolah Yeondu untuk mencari petunjuk tentang sekolah tersebut.

Di Episode 2, cerita berfokus pada seorang guru bernama Kang Seo-yeon yang datang ke Yeondu untuk menyelidiki kematian ayahnya yang terkait dengan sekolah itu.

Di Episode 3, Kamu akan mengikuti kisah Yoo Ji-min, seorang murid kelas 1 yang mencari cara untuk mengungkap misteri kematian seseorang bernama Han Na-young dan mengunjungi sekolah tersebut pada suatu malam.

Setiap episode akan membawa Kamu lebih dekat untuk memahami cerita horor di sekitar Yeondu High. Bisakah kamu mengungkap misteri sekolah Yeondu? Apa yang sebenarnya terjadi di sekolah tersebut? simak terus tulisannya pada artikel ini

Gameplay

Pada edisi ini menawarkan gameplay yang cukup beragam. Kamu akan menjelajahi Yeondu High dari sudut pandang orang pertama, mencari petunjuk dan item tertentu untuk melanjutkan cerita. Puzzle menjadi bagian besar dari game ini.

Kamu akan sering menghabiskan waktu mencari kunci, dokumen petunjuk, atau berbagai item lain untuk membuka gembok atau puzzle lainnya. Sayangnya, beberapa puzzle terasa repetitif dan membosankan, seperti saat menemukan beberapa kotak saran yang terkunci dan harus mencari kunci untuk membukanya.

Eksplorasi juga terasa lambat dan berulang, di mana Kamu harus terus-menerus mencari item untuk menyelesaikan puzzle, membuat perjalanan dalam game ini terasa monoton setelah beberapa jam bermain.

Selain itu, Kamu akan menghadapi berbagai jenis musuh, seperti penjaga malam dan arwah penasaran yang menghantui sekolah tersebut. Untuk menghadapi mereka, Kamu bisa menggunakan flash dari kamera untuk mengganggu pergerakan mereka sementara. Kemunculan hantu di Yeondu High memberikan jumpscare yang cukup menarik di beberapa bagian, namun sayangnya, game ini tidak bisa mempertahankan rasa mencekam dalam waktu lama.

Kamu akan mulai menyadari pola pergerakan hantu dan bisa ‘mengakali’ mereka. Adegan hantu yang scripted terasa lebih menyeramkan dibandingkan hantu yang aktif mengejar Kamu. Kami bahkan sering bisa memprediksi arah gerakan hantu dan mengulur waktu untuk mencari item di setiap ruangan.

Menariknya, di beberapa bagian, hantu muncul secara acak bahkan di lantai yang berbeda. Variasi ini cukup membuat suasana menyeramkan lebih mencekam karena Kamu bisa bertemu hantu di lokasi yang tidak terduga. Sayangnya, momen-momen ini tidak berlangsung lama dan hanya terjadi di beberapa lokasi saja.

Meski demikian, kemunculan hantu yang mengejar Kamu cukup mempersulit eksplorasi saat harus menemukan objek tertentu. Rasa panik dan disorientasi sering terjadi, membuat Kamu harus memeriksa ruang kelas atau ruangan lainnya beberapa kali untuk memastikan tidak ada item yang terlewat. Saat pengejaran terjadi, Kamu akan kehilangan health jika hantu berhasil memukul Kamu. Untuk menyembuhkan health, Kamu hanya perlu bersembunyi dari hantu dan keluar dari ‘mode pengejaran’ selama beberapa saat sebelum health Kamu perlahan kembali terisi. Kamu bisa mengetahui kondisi health dari efek darah di sekitar layar.

Game ini juga menyediakan fitur tambahan di mana Kamu bisa menemukan foto hantu di setiap episodenya. Namun, fitur ini hanya bisa diakses pada tingkat kesulitan tertentu. Untuk menemukan semua foto, Kamu harus memainkan game ini di Hard Mode, yang membuat game terasa repetitif jika dimainkan secara bertahap.

Visual dan Visual

Game ini menampilkan kualitas visual yang cukup baik selama gameplay, meskipun tidak setara dengan grafis game AAA modern. Namun, cutscene dalam game ini sering kali mengalami masalah, seperti objek yang lambat dimuat sehingga tampilan layar terlihat berkedip, terutama saat kamera berpindah dengan latar belakang yang berbeda. Framerate pada cutscene juga sering menurun, meskipun hal ini tidak terjadi selama gameplay.

Dari segi audio, musik, suara latar, dan efek suara lainnya cukup mencekam di beberapa bagian. Game ini juga berhasil menampilkan keheningan dengan sangat baik. Namun, pada beberapa momen, terutama saat jumpscare, audio terasa terlalu berulang dan mulai membosankan dengan suara-suara hantu yang sama.

Bagi Kamu yang menyukai game horor petualangan dengan latar sekolah Asia, game ini berhasil menghadirkan suasana tersebut dengan baik. Namun, kekurangan visual cukup mengganggu kenyamanan dalam menikmati cerita.

White Day 2: The Flower That Tells Lies menyajikan kisah horor Korea yang cukup mencekam, tetapi sayangnya memiliki beberapa kekurangan visual, terutama dalam hal kestabilan dan waktu loading pada cutscene. Eksplorasi juga mulai terasa repetitif setelah beberapa waktu, mengurangi suasana menyeramkan secara perlahan.